Recent twitter entries...

waktu ngisi di padang..


BUDAYA, AKAR PEMBENTUK KARAKTER KEBANGSAAN
Disampaikan dalam Seminar Nasional “kembali mencintai Kebudayaan Indonesia” musyawarah Wilayah 1 Ikatan Lembaga Mahasiswa Ilmu Budaya dan Sastra se- Indonesia (ILMIBSI)
Anom Adi Nugraha (SekJend ILMIBSI)

Sedikit Tentang Indonesia
Seperti yang disampaikan Presiden ketika Pidato kenegaraan15 Agustus 2009, kita bias mengambil beberapa contoh indicator komplennya permasalahan bangsa, misalnya jumlah penduduk miskin masih ada 15,4 persen dan jumlah pengangguran 8,5 persen, ditambah lagi dengan sejumlah permasalahan lain, yang hampir kita temukan di semua sektor. Infrastruktur perekonomian yang masih lemah, pelayanan publik yang belum baik, bahkan defisit anggaran dalam tahun 2009 mencapai Rp 99,6 triliun atau 1,9 persen PDB. Ini baru bagian kecil (internal) dari kompleksitas permasalahan yang kita hadapi.
Dalam skala lebih besar, krisis ekonomi global berakibat membengkaknya permasalahan nasional. Contoh, ketika daya beli masyarakat di negara yang menjadi pasar ekspor andalan kita menurun akibat krisis global, sejumlah pabrik industri makanan dalam negeri ditutup, antara lain pabrik pengolah coklat di Jakarta, serta industri tekstil di Bandung. Konsekuensinya PHK menjadi sesuatu yang potensial, timbul keresahan sosial (buruh), yang berakibat pada stabilitas keamanan tidak kondusif. Jangankan berharap investor datang menanamkan modalnya di Indonesia, mereka yang sudah menjadi investor di Indonesia, ditambah sejumlah pengusaha lokal pun hengkang ke luar negeri (capital flight) mencari tempat yang aman.
Permasalahan berikutnya terkait dengan berbagai isu global, terutama isu lingkungan, isu HAM dan Demokratisasi, yang tidak hanya menyulitkan posisi Indonesia di mata dunia, juga berpotensi pada derita rakyat. Eksploitasi hutan secara besar-besaran di masa lalu, berakibat pada penggundulan hutan, produk perdagangan sebagian komoditas ekspor dihadapkan pada eco labeling. Sementara di sisi lain, hal ini juga berdampak pada semakin tidak ramahnya lingkungan terhadap kehidupan manusia. Aneka bencana alam seperti banjir, tanah longsor, gempa bumi, gelombang tinggi menjadi ancaman.
Orang-orang yang menjadi representasi rakyat di senayan sana yang diharapkan mampu memberikan solusi dari sekian banyak permasalahan bangsa ternyata justru lebih banyak berfikir untuk kepentingan Pribadi dan bukan untuk bangsa dan negaranya. Sekian banyak kasus Korupsi masih menjadi headline di berbagai media masa, baik di daerah maupun pusat. Mungkin sebentar lagi sel-sel tidak muat untuk menampung pejabat yang korupsi, itupun yang terlacak.
Mungkin itu sedikit gambaran tentang Indonesia, ada persoalan mendasar terkait Indonesia yang mestinya mendapatkan prioritas untuk segera di selesaikan yaitu tentang karakter kebangsaan yang mungkin hamper punah dimiliki oleh warga Negara Indonesia.

Budaya, Akar Karakter
Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah Cultural-Determinism. Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai superorganic. Menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian nilai sosial, norma sosial, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat.
Beberapa pendapat tentang Budaya
1. Menurut Edward Burnett Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat.
2. Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.
Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian mengenai kebudayaan adalah sesuatu yang akan mempengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku (karakter) dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain.
Faktanya, Budaya yang turunannya adalah karakter, saat ini tidak ditempatkan sebagai sarana pembentukan karakter, melainkan sebagai komoditas pariwisata yang orientasinya hanya sebatas pada Performansi saja. Buktinya kasat matanya, Kebudayaan yang dulu dimasukkan dalam Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, sekarang ini menjadi Departemen Kebudayaan dan Pariwisata. Padahal ada nilai agung yang ada dibalik semua itu misal dalam tembang macapat
Ngelmu iku Kelakone kanthi laku
Lekase lawan kas
Tegese kas nyantosani
Setya budya pangekese dur angkara
Ketika syair ini ditembangkan akn terdengar sangat indah, dan di balik keindahan itu ada makna yang sangat luar biasa. Bagi orang-orang yang berilmu maka dampaknya adalah musnahnya segala angkara murka, mungkin itu sederhananya isi dari macapat diatas.
Atau contoh kebudayaan lain yang berhamburan di negeri multicultture ini, misal peribahasa minang ternyata luar biasa mengandung makna yang sangat mendalam, dari setiap gerak tubuh tari-tarian di Indonesia ada “pesan” yang semestinya tersampaikan. Tapi ternyata hal yang sangat agung itu hanya dijadikan sebagai tontonan saja.
Sintesa dari paparan diatas adalah dengan kita kembali mencintai kebudayaan nasional dan menginternalisasi nilai-nilai yang ada didalamnya maka dengan sendirinya kita sedang belajar menemukan karakter bangsa kita sendiri, dan tatkala semua manusia yang ada dalam bangsa ini memiliki benang merah karakter, itu artinya bangsa ini telah menemukan karakternya. Dan ini bias menjadi alternative solusi untuk mengatasi sekian banyak persoalan yang ada di Indonesia.

Comments (1)

MENANGGAPI PERTANYAAN DI SHOUTMIX SAYA: TERIMA KASIH.

PENGERTIAN KEPRIBADIAN MENURUT BEBERAPA AHLI SOSIOLOGI

a) Menurut Horton (1982)
Kepribadian adalah keseluruhan sikap, perasaan, ekspresi dan temparmen seseorang. Sikap perasaan ekspresi dan tempramen itu akan terwujud dalam tindakan seseorang jika di hadapan pada situasi tertentu. Setiap orang mempunyai kecenderungan prilaku yang baku, atau pola dan konsisten, sehingga menjadi ciri khas pribadinya.

b) Menurut Schever Dan Lamm (1998)
mendevinisikan kepribadian sebagai keseluruhan pola sikap, kebutuhan, ciri-ciri kas dan prilaku seseorang. Pola berarti sesuatu yang sudah menjadi standar atu baku, sehingga kalau di katakan pola sikap, maka sikap itu sudah baku berlaku terus menerus secara konsisten dalam menghadapai situasi yang di hadapi.

2. Karakter menurut Sigmund Freud adalah
Character is a striving system which underly behaviour,
kurang lebih artinya :sebagai kumpulan tata nilai yang mewujud dalam suatu sistem daya dorong (daya juang) yang melandasi pemikiran, sikap dan perilaku, yang akan ditampilkan secara mantap.

Oleh Soemarno Soedarsono
------------------------------------
Penampilan seseorang secara utuh dapat digambarkan dengan suatu simbol yang berisi tiga lapis.
1. Lapisan yang paling luar menunjukkan kepribadian yang ditampilkan keseharian (yang juga berisi identitas dan temperamen),
2. lapisan kedua adalah karakter dan
3. lapisan paling dalam adalah jati diri.

Kepribadian yang kita tampilkan keseharian sering belum menampilkan karakter kita yang sesungguhnya. Mengenal karakter seseorang diperlukan waktu yang cukup lama untuk dapat mengetahuinya. ( Pelita. 22 Juni 2009 )