Recent twitter entries...

Parade Pertanggungjawaban Amanah (sebuah kritik)

Menjadi satu sebuah kewajiban atau mungkin lebih tepat disebut ritual rutin (konteks kampus) bahwa seetiap akhir kepengurusan atau amanah, maka ada satu bentuk pertanggung jawaban yang harus dihadirkan, baik secara tertulis maupun lisan. secara istilah disebut dengan Laporan Pertanggung Jawaban (LPJ). dan forumnya biasanya berbentuk sidang dengan nama beragam.

Sedikit saya ceritakan tentang ritual rutin tersebut...

secara bentuk, kita akan menjumpai bahwa LPJ tersusun begitu tebal, saingan deh sama skripsi bahkan biasanya jauh lebih tebal lengkap dengan hard cover. tampak luar terlihat sangat profesional.
secara konten, *sebagian besar* akan terbagi pada beberapa badan struktur, mulai kata pengantar, laporan masing-masing unit struktur, dan biasanya yang lebih dari separonya adalah lampiran
secara lisan, LPJ itu akan disampaikan secara secara bergiliran dari tiap-tiap unit, mulai dari ketua sampai bidang-bidang yang ada. kemudian dikritisi oleh audience, dan selanjutnya dinilai..

Sekilas baragkali akan terlihat lazim, tapi kalau kita tilik lebih jauh, tentang urgensi dan dampak dari sebuah laporan pertanggung jawaban itu apa sebenarnya to...maka,

Menurut saya, LPJ selain sebuah laporan ketercapaian visi dari sebuah lembaga, artinya sudah sejauh mana visi lembaga tersebut tercapai, dan positioningnya saat akhir kepengurusan, juga menjadi bagian penting dari proses mewariskan titik capaian. ini terkait dengan kontinum dari sebuah lembaga. sehingga kepengurusan selanjutnya menjadi tau harus mulai dari mana mereka dalam pencapaan visi. karena idealnya ada mata rantai terkait dari satu kepengurusan ke kepengurusan selanjutnya.. ada kontinum visi disana..

Realita yang terjadi adalah ada banyak hal yang perlu diikritisi tapi yang bagi saya perlu digaris bawahi tebal adalah:

  1. LPJ semestinya adalah laporan utuh seuah lembaga, bukan laporan parsial tiap-tiap unit dalam sebuah lembaga. coba cek *sebagian besar* LPJ secara teks kita akan meliha judul-judul yang aneh. laporan ketua, laporan wakil ketua, laporan skretaris, laporan bidang ini bidang itu, nah padahal semestinya mereka laporannya ya keketua lembaga tersebut dong. dan yang kadang lebih parah, laporan unit itu sama sekali ga ada kaitannya sama pencapaian visi lembaga.
  2. Pada saat penyampaian juga tak kalah anehnya, semua unit dalam lembaga itu leader-leadernya maju semua dan secara bergantian menyampaikan laporannya masing-masing. nah ini laporan apa? bahkan tidak jarang satu diantaranya saling kontra. coba kita lihat contoh, laporan presiden misal dalam sidang paripurna MPR. kan ngga semua mentri kabinetnya maju kedepan jejer jejer, trus ngomong satu persatu. ya mereka bukan tidak laporan, mereka laporannya ya ke presiden, lantas oleh Presiden dirangkum sebagai laporan utuh sebuah lembaga bernama negara. Saat mentri laporan ke DPR juga sama, ga semua dirjennya ngomong, cukup mentrinya aja, sebagai bentuk laporan utuh dari lembaga bernama kementrian tersebut.
  3. seringkali yang dilaporkan adalah program kerja, yang sudah terlaksana dan yang belum terlaksana, padahal menuruut saya,program kerja itu hanya cara saja untuk merealisasikan visi.apakah salah? tidak, manakala kemudian dikaitkan dengan pencapaian visi. misal, program kerja ini kita laksanakan, hasilnya kaya apa dan dampak kepada visi seperti apa. begitu. tapi seringkali hanya berhenti pada sudah terlaksana atau belum, hambatanya apa dan rekomendasinya apa. dampaknya di poin 4
  4. warisan dari forum LPJ itu bukan sudah sampai dimana pencapaian visi lembaga, tapi warisan proker. yang seolah harus dilaksanakan atau tidak dilaksanakan oleh kepengurusan berikutnya. padahal bisa jadi di tahun selanutnya belum tentu relevan.
sebagai referensi mungkin bisa kita baca LPJ presiden atau beberapa kementrian di indonesia, urut mulai renstra sampai laporan pencapaiannya.

Ya mungkin itu sedikit hal yang sampai sekarang masih sering membuat saya geleng-geleng. sekali lagi yang saya sampaikan konteksnya adalah kampus. semga seantiasa ada perbaikan..


Comments (4)

uniknya, saya juga merasakan apa yg anom tulis ( selama ini) begitulah kegelisahan saya. saya juga tertawa (dalam hati saja)kala menyaksikan ritual tersebut, knapa? karena aneh. tak relevan dengan visi, tiap unit laporan sendiri2 tentang berhasil/ tidak programnya yg nampaknya unit lain pun tak peduli, barometer ketercapaian visinya apa coba??

udah tak sampaikan dari jaman 09, tetep aja kaya gitu -__-""

karena model LPJ spt itulah yg diwariskan setiap tahunnya,,belum menemukan model ideal,, jika ingin melakuakan perubahan setidaknya tidak bisa dilepas sendiri utk mncapai konsep ideal LPJ,,pendampingan dan pengawalan utk ke depan yg lbh baik.

yuk buat perbaikan