Recent twitter entries...

Tidak Harus Semuanya Dimulai Dari Orientasi Ideal

terkadang keinginan kita untuk berbuat sesuatu, menjadi pending karena idealisme prasyarat yang kita ajukan sendiri. misal orang mau bangun rumah, tetapi dia memberikan syarat pada dirinya sendiri bahwa untuk membangun rumah ia harus punya tabungan 100 juta misal, saat dia sudah punya uang 90 juta, dia tak kunjung memulai membangun, akhirnya yang 90 juta itu ga jadi 100 malah berkurang banyak :D

atau contoh lain, orang mau bisnis rumah makan, pinginnya mak jreng langsung berdiri rumah makan besar, saat modalnya baru cukup untuk sebuah gerobag, alangkah lebih baik memulai dari gerobak itu, idealisme tentang rumah makan besar bertahap. yang penting action dulu..

termasuk dalam hal kita pingin berubah menjadi lebih baik (red: ngaji) atau mengikuti kegiatan-kegiatan dakwah keagamaan lah. tidak harus kesemuanya dimulai dari niat yang lurus karena Allah swt. walaupun akhirnya harus gitu, semuanya dimuarakan karena dan untuk Allah. tapi tidak harus dimuali dengan idealisme orientasi yang lebih sering membuat orang takut untuk ngaji.

dulu pertama kali saya memulai ngaji, juga bukan karena kesadaran hamba yang banyak dosanya, paska kontemplasi dimalam hari kemudian pagi-paginya berniat untuk ngaji, enggak! ga begitu..
awal mula saya ngaji adalah karena keterpaksaan, begini kisahnya

suatu hari kakak tertua dalam keluarga saya pulang dari perantauannya di bandung. sedikit saya ceritakan bahwa beliau itu orangnya tegas, dan keras. walaupun sebenarnya penyayang :D
suatu hari beliau menghampiri saya dan bertanya "nom, mau ngaji nggak?"
wah bingung deh jawabnya, ngomong mau, males ngejalaninnya, mau ngomong enggak pasti deh kena marah. setelah berdiskusi dengan diri sendiri, akhirnya saya jawab "iya mas, mau"
2 hari berikutnya beliau hadirkan sesosok guru ngaji buat saya, yang akhirnya beliau benar benar menjadi inspirator kehidupan saya, lan kali dalam satu judul sendiri,hehe.
lanjut,
dari sana akhirnya terjadilah ritual rutin berjudul ngaji tiap pekan, saya jalani semua dengan keterpaksaan dan kekhawatiran kalau ga berangkat asti dimarahi kakak.
sampai pada suatu saat terjadi satu hal yang benar benar merubah mindset saya tentang ngaji.

saat itu jadwal rutin ngaji setiap pekan, dan waktu itu juga hujan mengguyur desa saya. wah rasanya maleees banget berangkat, tetapi -sekalilagi- berbekal ketakutan dimarahi kakak itu akhirnya saya memutuskan untuk berangkat ngaji. setibanya ditempat ngaji,tempatnya dirumah temen ngaji saya, baru ada satu orang. setelah lima belas menitan menunggu diruang tamu, terdengarlah suara motor guru ngaji kami.kami bangkit ke teras untuk menyambut kehadiran beliau, dan disanalah hentakan keras pada hati saya terjadi..
guru ngaji kami-murobbi kami menyebutnya. membuka mantel dan helmnya (sampai sekarang saya masih begitu ingat ekspresi beliau) lantas dengan tulus beliau melihat ke arah kami dan tersenyum, indah sekali senyumnya.
ya dan waktu itu saya benar-benar terhenyak, ditengah guyuran hujan deras, guru ngaji saya yang butuh waktu setengah jam untuk sampai di tempat ngaji saya begitu bersemangat menghadiri forum itu. siapa yang butuh?? bukankah saya yang butuh?? lantas kenapa hanya berpindah seratus meter dari rumah untuk berangkat ngaji saya begitu malas, sementara murobi saya..... subhanallah....
diskusi panjang terjadi dalam nurani saya.. pingin menangis rasanya kalau inget momen itu..
sejak saat itu, saya berjanji bahwa seberat apapun saya tidak akan pernah tidak berangkat ngaji-red: liqo-

sahabat yang berbahagia, tidak harus semuanya dimulai dengan orientasi ideal, saat kita punya niat baik, segera take action!!
jangan tidak bersedekah karena takut tidak ikhlas, jangan tidak sholat karena takut riya, jangan tidak ngaji karena takut mengharap doi. mulai saja! berniat dan mulai!
take action and miracle hapen..
insyaAllah langkah kita untuk memulai (action)adalah tahap pertama untuk menuju pada orientasi ideal..

Comments (3)

posting lageee, semangat!

hehe

hehe